Dirut Maskapai Pesawat Batik Air, Achmad Luthfie Meninggal Dunia Akibat Sakit

Dirut Maskapai Pesawat Batik Air, Achmad Luthfie Meninggal Dunia Akibat Sakit


Dirut Maskapai Pesawat Batik Air, Achmad Luthfie Meninggal Dunia Akibat Sakit

Posted: 23 Jan 2021 10:24 PM PST

Dirut Maskapai Pesawat Batik Air, Achmad Luthfie Meninggal Dunia Akibat Sakit.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Direktur Utama Maskapai Batik Air Achmad Luthfie meninggal di salah satu rumah sakit Tangerang pada Sabtu malam, 23 Januari 2021, sekitar pukul 21.08 WIB.

Lion Air Group, induk usaha Batik Air, menyampaikan rasa dukacita atas kepergian Achmad Luthfie. Tidak dijelaskan penyakit yang diderita sebelum Achmad Luthfie wafat.

"Seluruh manajemen, karyawan, awak pesawat Batik Air dan Lion Air Group menyampaikan rasa duka cita mendalam serta senantiasa mengiringkan doa terbaik kepada almarhum Capt. Achmad Luthfie," kata Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 Januari 2021.

Baca: Ini Alasan Menhub Memilih Batik Air dalam Evakuasi WNI di Cina

Danang menuturkan, Achmad telah menjadi sahabat dan tim seperjuangan dengan Lion Air Group. Figur Achmad tak terpisahkan sejak Lion Air Group berdiri.

Maskapai Batik Air mengajak masyarakat untuk mendoakan almarhum Achmad Luthfie.

"Batik Air memohon dengan segala keikhalasan dan keridhoan dari kita semua untuk mendoakan yang terbaik dan memaafkan atas segala kesalahan dan kekhilafan almarhum."

Achmad Luthfie bergabung dengan Lion Air Group sejak maskapai Lion Air beroperasi pada 2000. Kariernya di industri penerbangan dimulai dengan menjadi seorang pilot.

Dia bahkan menjadi penerbang pertama pesawat Lion Air ketika awal mengudara. Achmad Luthfie kemudian menjabat sebagai Direktur Utama Batik Air sejak 2013. (Tempo)

Colombanus Priaardanto Klaim Temukan Indikasi Kesalahan Boeing di Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182

Posted: 23 Jan 2021 09:59 PM PST

Colombanus Priaardanto Klaim Temukan Indikasi Kesalahan Boeing di Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pengacara Colombanus Priaardanto dari kantor hukum Danto dan Tomi & Rekan tengah mengumpulkan bukti untuk menuntut perusahaan manufaktur pesawat, Boeing, terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Priaardanto menyebut sudah mendapatkan kuasa dari 4 keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air untuk menangani kasus ini.

Bahkan, Priaardanto menyebut timnya sudah menemukan indikasi kesalahan dari pabrikan asal Amerika Serikat tersebut. Namun, bukti-bukti lainnya juga masih dikumpulkan sebelum akhirnya menyampaikan tuntutan resmi di pengadilan Amerika Serikat. "Kami tidak terlalu buru-buru," kata Priaardanto dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu, 23 Januari 2021.

Sebelumnya, pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air SJ-182 yang mengangkut 62 penumpang dan kru jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta pada 9 Januari 2021. Saat ini, sudah ada 43 penumpang yang teridentifikasi. Komponen Flight Data Recorder (FDR) sudah ditemukan, sementara Cockpit Voice Recorder (CVR) belum.

Dalam rencana proses hukum ini, kantor hukum Danto dan Tomi & Rekan bekerja sama dengan pengacara penerbangan internasional di Charles Herrmann dari Herrmann Law Group. Kedua kantor hukum ini sebelumnya juga mendampingi keluarga pesawat Lion Air JT610 saat menuntut Boeing pada 2019.

Charles mengatakan proses investigasi untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat sedang berjalan di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Komponen yang saat ini sedang dicari, yaitu CVR atau Cockpit Voice Recorder, dibutuhkan untuk mengungkap kejadian sebenarnya.

Dia menduga ada kesalahan mesin yang berkontribusi pada jatuhnya pesawat, salah satunya pada sistem autothrottle. Ia berkaca pada kejadian pesawat Airlines Asiana Airlines yang jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Fransisco, Sabtu, 6 Juli 2013. "Saat itu kesalahannya ada pada gagal fungsi autothrottle," kata dia.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diduga mengalami masalah berulang (repetitif) pada sistem autothrottle sebelum jatuh ke perairan. Koran Tempo menulisnya berdasarkan keterangan sumbernya yang mengetahui ada masalah tersebut dalam edisi Kamis, 14 Januari 2021.

Sistem autothrottle dituliskan memungkinkan pilot mengatur kecepatan (speed) dan dorongan (thrust) pesawat secara otomatis. Sedang masalah ditemukan repetitif atau berulang sepanjang sebulan terakhir atau tepatnya sejak Desember 2020. "Saat pesawat kembali terbang pasca-dikandangkan selama sembilan bulan," tulis Koran Tempo.

KNKT telah mengetahui masalah pada sistem autothrottle ini. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menerangkan, bila sistem tersebut bermasalah, semestinya dapat diantisipasi dengan pengaturan yang manual. "Enggak masalah, tinggal pakai tangan seperti zaman dulu," katanya, saat ditemui di Jakarta, 13 Januari 2021.

Sejak awal jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Tempo telah mencoba meminta penjelasan lebih detail ke Boeing soal kejadian ini. Tapi, Boeing hanya mengatakan bahwa mereka sedang berkomunikasi dengan maskapai pelanggan mereka. "Bersiap untuk mendukung mereka dalam masa sulit ini," demikian pernyataan resmi Boeing di laman resmi mereka pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Menurut KNKT, Boeing juga menjadi salah satu pihak yang ikut mengidentifikasi puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182. KNKT saat ini masih mencari CVR Sriwijaya Air SJ-182 untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut. (Tempo)

Ketua Relawan Pro Jokowi Amin, Ambroncius Nababan Lakukan Hinaan Rasial ke Aktivis Papua Natalius Pigai

Posted: 23 Jan 2021 09:33 PM PST

Ketua Relawan Pro Jokowi Amin, Ambroncius Nababan Lakukan Hinaan Rasial ke Aktivis Papua Natalius Pigai.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Sebuah tangkapan layar di media sosial dari unggahan Facebook milik Ketua Relawan Pro Jokowi Amin (Projamin), Ambroncius Nababan tengah menjadi perdebatan publik.

Perdebatan itu muncul setelah viral cuplikan gambar dari posingan facebook Ambroncius Nababan yang diduga sedang melakukan penghinaan bernada rasial pada aktivis asal Papua, Natalius Pigai.

Berdasarkan gambar beredar, Ambroncius Nababan kedapatan memasang foto Natalius berdampingan dengan seekor Gorilla.

Dia memberi tambahan kalimat yang berbunyi;  "Mohon maaf yg sebesar-besarnya. Vaksin sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di Vaksin. Faham?".

Belakangan diketahui bahwa unggahan tersebut sudah dihapus. Namun tangkapan layar telah beredar viral di masyarakat.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Syadat Hasibuan atau akrab disapa Gus Umar mengecam tindakan rasis Ambroncius Nababan terhadap aktivis HAM Natalius Pigai.

Gus Umar bahkan menyarankan Pigai untuk membawa hal ini ke ranah hukum.

"Sebagai orang batak saya mengecam tindakan Rasis ambroncius nababan. Ktk dunia bersatu memerangi rasisme di indonesia malah ada warganya melakukan tindakan rasis hanya krn beda sikap politik. Laporkan kepolisi pak Pigai spy manusia rasis ini ditangkap polisi," cuit Gus Umar melalui akun Twitter @Umar75Hasibuan, Sabtu (23/1/2021).

Pakar telematika sekaligus mantan politikus Partai Demokrat Roy Suryo menyebut ujaran itu sangat tidak pantas. Apalagi sesama warga Indonesia.

"Tweeps, Sebagai sesama Warga NKRI, dari Sabang sd Merauke, Apa yg dilakukan Ambroncius Nababan thdp @NataliusPigai2 ini sungguh2 sangat Rasis (SARA) & tdk pantas. Apa benar dia pakai Foto2 @erickthohir @basuki_btp hingga @jokowi di DP-nya terus bebas ?" cuit Roy melalui akun media sosial Twitter @KRMTRoySuryo2, Sabtu (23/1/2021).

Roy juga menyoroti foto-foto pelaku bersama sejumlah pejabat pemerintahan saat ini.

"Jadi ini Fakta ya, bukan Penggiringan Opini.Di Foto DP-nya dipajang Selfie2 dgn @erickthohir @basuki_btp dan @jokowi. Kalau memang mereka2 tdk ada hubungannya dgn si Ambroncius Nababan ini, bisa sekalian menuntut Ybs karena samasaja sdh mencemarkan nama," sambungnya.

Ini adalah kali kedua aktivis HAM Natalius Pigai kembali mendapat perlakuan rasis.

Jika sebelumnya dilakukan Permadi Arya alias Abu Janda, kali ini ujaran rasis tersebut dilakukan oleh Ambroncius Nababan.

Walau begitu, Natalius enggan membawa kasus ini ke ranah hukum. Bahkan, Natalius justru mengunggah video sedang bernyanyi lagu berbahasa Suku Batak.

Video itu diunggahnya melalui akun media sosial Twitter @NataliusPigai2, Sabtu (23/1/2021).

Menariknya, lagu yang dinyanyikan Natalius bersama temannya itu merupakan Lagu Batak.

"Mereka bukan Pengamen juga Pengemis. Mereka adalah sahabat Penjual seni mengisi daya, karsa, dan romatika di ruang2 kosong," cuit Natalius. (Gilang)