Mohammad Yassin Kosasih Kerahkan 9 Armada Kapal dan 4 Heli Polairud
Mohammad Yassin Kosasih Kerahkan 9 Armada Kapal dan 4 Heli Polairud |
- Mohammad Yassin Kosasih Kerahkan 9 Armada Kapal dan 4 Heli Polairud
- Jefferson Jauwena Klaim Kondisi Boeing 737-500 Sehat Sebelum Mengudara
- Jefferson Jauwena Beberkan Penyebab Sriwijaya Air SJ182 Delay Sebelum Terbang
- Kemehub Hapus Aturan Kapasitas Maksimal 70 Persen untuk Angkutan Pesawat
| Mohammad Yassin Kosasih Kerahkan 9 Armada Kapal dan 4 Heli Polairud Posted: 09 Jan 2021 02:22 PM PST JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737-524 dengan nomor penerbangan SJ182 jatuh di sekitar Pulau Laki, Sabtu 9 Januari 2021 siang. Pesawat yang membawa penumpang berjumlah 56 orang dan 6 Orang awak kabin tersebut hilang loss kontak satu jam setelah take off. Pesawat terbang dari Bandara Soetta Tangerang menuju Bandara Supadio Pontianak. Untuk membatu pencarian Search and Rescue (SAR) Korpolairud Baharkam Polri Menerjunkan 6 Armada Kapal Patroli dan 4 Helikopter jenis Dauphin As 365 N.3, Bell 429, Tim SAR Ditpolair Korpolair, diatambah 3 Kapal Patroli milik Ditpolairud Polda Metro Jaya Sebagai penanggung jawab Oprasi, Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol Mohammad Yassin Kosasih S.I.K., M.Si. yang langsung memimpin misi Search and Rescue (SAR) tersebut, Kemudian sebagai Kasatgas operasi adalah Kasubdit Patroliair. Sebelum keberangkatan, Dirpolair Korpolairud menyampaikan, bahwa dari sepuluh Kapal yang melakukan pencarian tersebut satu Kapal KP. Bisma-8001 dijadikan posko, yang akan ditempatkan tim Dokes Polri. "Dalam membantu pencarian pesawat yang jatuh tersebut kami membawa 2 set Vinger Locater yaitu alat untuk mencari Black Box dan 50 orang penyelam yang terdiri dari penyelam Ditpolair, penyelam Ditpolairud Polda Metro Jaya, penyelam Ditpolairud Polda Banten dan penyelam dari KorBrimob" ujarnya.. "Pada saat dilokasi nanti, kami akan menurunkan beberapa Speed Boat dan perahu karet untuk melakukan penyisiran mencari serpihan-serpihan pesawat serta body utama pesawat. (Main body) Kemudian dilakukan penyelaman dengan tetap berkoordinasi dengan Basarnas dan unsur SAR lainya" jelasnya "Saya juga berharap pada saat dilakukan penyisiran dan penyelaman cuaca dalam kondisi baik untuk memudahkan pencarian," tutupnya. (HumasPolri) |
| Jefferson Jauwena Klaim Kondisi Boeing 737-500 Sehat Sebelum Mengudara Posted: 09 Jan 2021 02:15 PM PST TANGERANG, LELEMUKU.COM - Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson Jauwena mengklaim kondisi pesawat Boeing 737-500 dengan kode penerbangan SJ182 sehat sebelum mengudara. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak, Kalbar itu diduga jatuh di Perairan Kepulauan Seribu setelah hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari 2021, pukul 14.40 WIB. "Kondisi pesawat dalam keadaan sehat karena sebelumnya terbang ke Pontianak, (armada) PP dan Pangkalpinang," ujar Jefferson di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Sabtu, 9 Januari 2021. Jefferson mengatakan kondisi maskapainya semestinya tidak bermasalah. Berdasarkan laporan dari tim maintenance, kata dia, perawatan armada berjalan lancar. Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak setelah empat menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. Maskapai sempat mengalami delay atau keterlambatan terbang. Maskapai semula dijadwalkan lepas landas pukul 13.25 WIB dan tiba di lokasi pukul 15.00 WIB. Namun pesawat baru lepas landas pukul 14.14 WIB dan semestinya tiba pukul 15.50 WIB. Jefferson menyebut delay terjadi akibat hujan deras. "Makanya ada delay saat sebelum boarding," ucapnya. Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya masih menyelidiki sebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Menurut dia, semestinya usia armada yang sudah 25-26 tahun bukan menjadi masalah asal dirawat sesuai dengan standar otoritas penerbangan. Ihwal kemungkinan adanya cuaca buruk, Soeryanto menyebut masih mengumpulkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam kepentingan investigasi, KNKT juga akan berbicara dengan nelayan yang melihat jatuhnya pesawat untuk menggali informasi. "Saya belum bicara dengan nelayan. Ada nelayan melihat, apakah benar atau tidak besok tim KNKT akan mewawancarai," katanya. Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak mengangkut 62 penumpang. Sebanyak 40 orang merupakan penumpang dewasa, tujuh orang anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan pilot pesawat maskapai Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36. Pada 14.37, pesawat berada di ketinggian 1.700 kaki. Pada menit yang sama, pesawat sempat diizinkan terbang di 29 ribu kaki sebelum akhirnya menghilang dari radar. Pesawat memperoleh izin tersebut dari air traffic control atau ATC Bandara Internasional Soekarno-Hatta. "Diizinkan di ketinggian 29 ribu kaki dengan menduduki standard instrument departures (SIDs)," ujar Budi Karya. Sementara itu, data Flightradar24 mendeteksi pesawat sempat melewati ketinggian 11 ribu kaki sebelum hilang kontak. Namun, pesawat disinyalir kehilangan ketinggian dan menurun drastis di posisi 250 kaki. Kini, tim gabungan tengah melakukan pencarian di sekitar Perairan Kepulauan Seribu. Otoritas penerbangan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi serta pihak terkait lainnya juga sedang melakukan investigasi terkait dugaan jatuhnya Sriwijaya Air SJ182. (Tempo) |
| Jefferson Jauwena Beberkan Penyebab Sriwijaya Air SJ182 Delay Sebelum Terbang Posted: 09 Jan 2021 01:24 PM PST JAKARTA, LELEMUKU.COM - Direktur Utama PT Sriwijaya Air Jefferson Jauwena mengungkapkan sebab pesawat SJ182 rute Jakarta-Pontianak mengalami keterlambatan atau delay sebelum terbang. Jefferson menyebut pesawat terlambat terbang karena cuaca. "Delay akibat hujan deras. Makanya ada delay saat sebelum boarding," kata Jefferson di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin, 9 Januari 2021. Sriwijaya Air SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak setelah empat menit lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, tepatnya pukul 14.40 WIB. Pesawat diduga jatuh di dekat Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Maskapai semula dijadwalkan lepas landas pukul 13.25 WIB dan tiba di lokasi pukul 15.00 WIB. Namun pesawat baru lepas landas pukul 14.14 WIB dan seharusnya tiba di Pontianak pukul 15.50 WIB. Jefferson mengklaim dari segi kondisi, pesawat Boeing 737-500 milik perusahaannya itu sehat sebelum mengudara. "Kondisi pesawat dalam keadaan sehat karena sebelumnya terbang ke Pontianak, (armada) PP dan Pangkalpinang," ujar Jefferson. Jefferson mengatakan maskapainya menjalani perawatan. Pihak maintenance, kata dia, juga memastikan perawatan berlangsung lancar. Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya masih menyelidiki sebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Soal kemungkinan faktor cuaca buruk, Soeryanto menyebut masih mengumpulkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam kepentingan investigasi, KNKT juga akan berbicara dengan nelayan yang melihat jatuhnya pesawat untuk menggali informasi. "Saya belum bicara dengan nelayan. Ada nelayan melihat, apakah benar atau tidak besok tim KNKT akan mewawancarai," katanya. Sriwijaya Air dengan rute Jakarta-Pontianak mengangkut 62 penumpang. Sebanyak 40 orang merupakan penumpang dewasa, tujuh orang anak-anak, tiga bayi, dan 12 kru. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan pesawat maskapai Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Pada 14.37 WIB, pesawat berada di ketinggian 1.700 kaki. Pada menit yang sama, pesawat sempat diizinkan terbang di 29 ribu kaki. Pesawat memperoleh izin tersebut dari air traffic controller atau ATC Bandara Internasional Soekarno-Hatta. "Diizinkan di ketinggian 29 ribu kaki dengan menduduki standard instrument departures (SIDs)," ujar Budi Karya. Namun, pesawat ditengarai tidak berada di koordinat yang semestinya. Petugas ATC Soekarno-Hatta meminta pilot melaporkan posisi, namun saat itulah maskapai hilang dari radar. (Tempo) |
| Kemehub Hapus Aturan Kapasitas Maksimal 70 Persen untuk Angkutan Pesawat Posted: 09 Jan 2021 01:19 PM PST JAKARTA, LELEMUKU.COM – Pemerintah menghapus aturan kapasitas 70 persen untuk angkutan dalam pesawat. Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub)Nomor 3 tahun 2021 yang merujuk pada Surat Edaran Penanganan Covid-19 Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri Pada Masa Pandemi Covid-19. Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengkonfirmasi aturan tersebut. "Ya," kata Adita, Sabtu, 9 Januari 2021. Berdasarkan ketentuan yang baru, aturan kapasitas maksimal penumpang pesawat maksimal 70 persen tidak diberlakukan selama masa periode surat edaran berlaku, yaitu mulai 9 Januari 2021 hingga 25 Januari 2021. Namun, Kementerian Perhubungan tetap mewajibkan maskapai menyediakan tiga baris kursi untuk area karantina bagi penumpang yang terindikasi terinfeksi Covid-19. Adapun aturan ini tidak berlaku untuk angkutan umum jarak jauh lain, seperti kereta api, angkutan laut, angkutan darat, dan angkutan penyeberangan. Khusus perjalanan udara menuju Bali, penumpang wajib menunjukan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam atau hasil nonreaktif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan. Sedangkan untuk perjalanan udara dari dan ke daerah selain Bali, penumpang wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR dan non-reaktif rapid test Antigen dengan masa kedaluwarsa yang lebih panjang. Untuk hasil tes PCR, sampelnya harus diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam. Sedangkan untuk test antigen, sampelnya wajib diambil dalam kurun waktu maksimal 2x24 jam sebelum keberangkatan. |
| You are subscribed to email updates from #Lelemuku. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
| Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States | |



