Polri Tolak Laporan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan atas Kasus Dugaan Kerumunan Jokowi

Polri Tolak Laporan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan atas Kasus Dugaan Kerumunan Jokowi


Polri Tolak Laporan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan atas Kasus Dugaan Kerumunan Jokowi

Posted: 25 Feb 2021 07:52 PM PST

Polri Tolak Laporan  Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan atas Kasus Dugaan Kerumunan Jokowi.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Badan Reserse Kriminal Polri menolak laporan Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan. Koalisi tersebut melaporkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menimbulkan kerumunan dalam kunjungan kerjanya ke Nusa Tenggara Timur.

Kurnia, salah satu pelapor dari Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan, mengungkapkan kekecewaannya lantaran polisi enggan melanjutkan perkara tersebut.

"Kami sangat kecewa kepada pihak kepolisian yang tidak mau menerbitkan laporan atas laporan kami terhadap terduga pelaku tindak pidana pelanggaran kekarantinaan kesehatan yakni sang presiden," ujar Kurnia di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Kamis, 25 Februari 2021.

Kurnia pun mempertanyakan asas persamaan kedudukan di hadapan hukum yang selalu digaungkan selama ini.

"Dengan tidak diterbitkannya laporan polisi atas laporan kami, kami mempertanyakan asas persamaan kedudukan di hadapan hukum apakah masih ada di republik ini?" kata Kurnia.

Kurnia menilai, Jokowi telah melanggar prokotol kesehatan akibat kerumunan yang ditimbulkannya. Ia mengatakan, kunjungan kerja seorang presiden merupakan hal yang sudah terjadwal.

"Sudah sepatutnya memitigasi adanya kerumunan pada saat kunjungan kepresidenannya," ucap Kurnia.

Sebelumnya, beredar sebuah video berdurasi 30 detik yang menunjukkan kerumunan masyarakat mengerubungi Jokowi.

Dalam video itu, nampak Presiden ada di dalam mobil. Sementara itu, banyak masyarakat yang mengerubungi mobil berkelir hitam itu. Presiden, yang terlihat mengenakan masker hitam, kemudian menjulurkan badannya lewat sunroof mobil dan melambaikan tangan kepada massa.

Presiden yang mengenakan kemeja putih itu bahkan sempat melemparkan bungkusan ke arah kerumunan masyarakat.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengatakan, kerumunan tersebut merupakan bentuk spontanitas dan antusiasme masyarakat Maumere menyambut kedatangan Presiden Jokowi. "Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," tuturnya. (Tempo)

Dokter Tirta Beri 6 Pembelaan Terkait Kerumunan Saat Jokowi di Maumere

Posted: 25 Feb 2021 07:49 PM PST

Dokter Tirta Beri 6 Pembelaan Terkait Kerumunan Saat Jokowi di Maumere.lelemuku.com.jpg

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pendapat dokter Tirta yang membela Presiden Jokowi dalam kasus kerumunan saat Jokowi berkunjung ke Maumere Sikka NTT menunai pergunjingan di kalangan netizen.

Dalam video yang beredar luas di berbagai kanal media sosial itu, dokter Tirta mengatakan dirinya ditanya soal komentar terhadap kerumunan saat Jokowi tiba di Maumere tersebut

"Jadi gini, Pak Presiden Joko Widodo itu sejatinya simbol negara yang kemanapun beliau pergi akan selalu menarik massa," katanya.

Dokter Tirta yang punya nama lengkap Tirta Mandira Hudhi itu dinilai berat sebelah oleh sebagian netizen yang mencoba membandingkan kasus kerumunan di Maumere dengan kerumunan yang menjerat Rizieq Shihab beberapa waktu lalu

Dokter Tirta lantas membagikan statement, yang sebelumnya telah ia tulis dalam kutipan video yang sama di Instagram @dr.tirta, kemudian tangkapan layarnya ia bagikan ke pengikutnya di Twitter.

Berikut 6 pernyataan dokter Tirta tentang kerumunan warga saat menyambut Presiden Jokowi di Maumere NTT.

1. Presiden Jokowi sama sekali tidak mengundang masyarakat untuk berkumpul, semua murni dari antusias masyarakat yang ramai datang untuk menyambut presiden. Menurut dokter Tirta, Tugas protokolerlah yang mengatur keramaian, namun mereka kalah jumlah.

2. Pada salah satu video, sedan Presiden Jokowi sempat dikejar warga yang ingin menyapa, tampak protokoler sampai kewalahan mengatasi kerumunan.

3. Presiden Jokowi tampak di video, sudah berusaha menenangkan dan mengingatkan tentang protokol kesehatan, tapi warga tetap mengerubungi mobil Presiden Jokowi. Hal tersebut membuat mobil tidak dapat terus melaju.

Menurut dokter Tirta satu-satunya cara agar kerumunan bubar, mau tidak mau Presiden Jokowi harus menyapa warga dari atap, dan meminta warga kembali ke rumah masing-masing.

4. Ini menjadi refleksi agar tim protokoler lebih berhati-hati mengatur agenda dan alur massa ketika kegiatan Presiden Jokowi di lapangan.

5. Atas kejadian ini, pihak biro pers istana juga sudah mengklarifikasi, dan bagi dokter Tirta sudah jelas.

6. Dokter Tirta berharap, semoga ke depannya istana lebih selektif dan protektif jika agenda Presiden Jokowi di lapangan, karena antusiasme warga yang sangat besar.

"Sekian pendapat saya, semoga tetap sehat dan tetap semangat," tulis dokter Tirta menutup statementnya.

Namun rupanya pro dan kontra tidak usai di sana, bahkan salah satu pengguna Twitter membalas cuitan dokter Tirta itu dengan mempertanyakan tindakan Presiden Jokowi yang membagikan buah tangan untuk masyarakat.

"Dokter Tirta, Apakah pembagian suvenir yang dilakukan oleh bapak presiden Jokowi di tengah kerumunan tersebut dari mobil adalah juga bukan bagian dari sebuah rencana Pak. Kalau tidak direncanakan bagaimana mungkin ada souvenir di dalam mobil? Apakah itu juga spontanitas?" respons @propertynakmuda.

"Ingat poin 3, keluar dari atap mobil, terus lemparin souvenir bukan petasan, ya pastinya orang tambah berkerumun kan dok atau sebaliknya?" tulis @sea_vessel.

"Ini kontradiktif buka sunroof mau bubarin tapi bagi-bagi souvenir, ya tambah ngumpul lah tu orang, biasanya dokter logika oke, tapi ini koq ? hadeeeh," tulis @Rizza91095907.

Namun di antara banyaknya komentar yang kontra, @namasosmed berpendapat bahwa wajar jika warga NTT antusias atas kedatangan Presiden Jokowi, "Karena warga sana jarang kedatangan pemimpin Yo bener, didatangi presiden yo podo antusias lah Sama hal e yang pulang dari arab dulu, itu kan di bandara juga disambut orang yang cinta sama beliau to," tulisnya.

Merasa dihujat, Dr. Tirta kemudian kembali membuat cuitan dengan menyinggung keterbukaan opini nrtizen.

"Katanya terbuka beropini. Begitu saya beropini. Dituduh cebong. Yowis. Selamat makan siang, mari kerja lagi," tulis dokter Tirta. Menurut dokter Tirta, sejak awal dirinya selalu mengedepankan edukasi soal Covid-19, dari bagaimana menjalankan protokol hingga vaksinasi, bukan sanksi. "Yang jelas saya udah utarakan di berbagai media, bahkan di podcast orang-orang," ucapnya. (Tempo)

Suhada Anwar Usman, Istri Ketua Mahkamah Konstitusi Meninggal Dunia di Serpong

Posted: 25 Feb 2021 07:45 PM PST

Suhada Anwar Usman, Istri Ketua Mahkamah Konstitusi Meninggal Dunia di Serpong

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Istri Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Suhada Anwar Usman, meninggal dunia di Rumah Sakit Bethsaida, Serpong, pada Jumat pagi, 26 Februari 2021.

"Telah berpulang ke Rahmatullah Ibu Suhada Anwar Usman, istri Ketua Mahkamah Konstitusi RI, pada hari ini, Jumat, 26 Februari 2021 pukul 07.00 WIB di RS Bethsaida, Serpong," ujar Kepala Bagian Humas dan Kerja Sama Dalam Negeri Mahkamah Konstitusi Fajar Laksono Soeroso melalui pesan singkat di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan almarhumah akan dimakamkan di TPU Sela Pajang Jaya, Tangerang, setelah Salat Jumat.

Sementara Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman sedianya akan memeriksa perkara sengketa hasil Pilkada Solok dengan pemohon pasangan Nofi Chandra-Yulfadri pada 08.00 WIB di Gedung Mahkamah Konstitusi.

Kemudian sidang lanjutan dengan agenda pembuktian untuk perkara itu ditunda pada pukul 13.00 WIB dengan Anwar Usman digantikan sementara oleh Hakim Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat. (Tempo)